SENI
DAN BUDAYA DI INDONESIA
Di
S
U
S
U
N
Oleh:
F
A
U
Z
A
N
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JABAL GHAFUR
GLEE GAPUI SIGLI
TAhUN
2008
Syukur
Alhamdulillah kita haturkan kehadirat Allah SWT,karena sampai saat ini masih
memberikan rahmat nikmat serta hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “Seni
dan Budaya Indonesi” dapat terselasaikan.
Selawat serta
salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang berhasil
merubah corak hidup jahiliyah pada tatanan kehidupan bernafaskan islam yang
risalahnya sebagai suri tauladan bagi umat manusia.
Dalam penulisan
makalah ini, penulis sangat menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak
kekurangan baik isi maupun teknik penulisan. Oleh karena itu kritik, saran dan
pendapat dari pembaca kami sangat harapkan.
Akhirnya
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan serta
memperluas pengetahuan bagi penulis dan para pembaca umumnya.
Penulis
Fauzan
DAFTAR ISI
Halaman Judul..………………………………………………………… ………….. i
Kata Pengantar…………………………………………………………. .....………. i
Daftar Isi……………………………………………………………….. ………….. i
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………… ….............. 1
A. A. Latarbelakang………………………………………………….. ………...... 1
B. B. Rumusan Masalah……………………………………………... .....………. 2
C. C. Tujuan Penulisan………………………………………………. .................. 2
D. D.Manfaat Penulisan……………………………………………… ………….. 2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………. ................. 3
SENI
A. A. Arti Seni……………………….....…….........……………….... ………….. 3
B. B. Macam – Macam
Seni………………………………………….. ………….. 4
C. C. Sifat Dasar
Seni...………………………………………………. ………….. 8
D. D. Struktur Seni………………………………………………........ ………….. 8
E. E. Nilai
Seni……………………………………………………...... ………….. 9
F. F. Pengertian
Ekspresi…………………………………………….. ………….. 9
G. G. Apresiasi
Seni………………………………………………….. ………….. 10
H. H. Fungsi dan
Tujuan Seni…….………………………………….. ………….. 10
BUDAYA
A.
Definisi
Budaya……………………….....…….........……………. ....……….. 11
B.
Pengertian Kebudayaan……………………….....…….........……. ………….. 12
C. Sejarah Kebudayaan Indonesia……………………….....……...... ………….. 14
D.
Cara pandang terhadap kebudayaan……………………….....…. ………….. 15
E.
Penetrasi kebudayaan……………………….....…….........……… ………….. 16
BAB III PENUTUP……………………………………………………. ....……….. 17
A. Kesimpulan……………………………………………………….. ................. 17
B. Saran …………………………………………………………........ ................. 17
Daftar pustaka …………………………………………………………. …………..
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Indonesia adalah
bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman dan keunikannya. Terdiri
dari berbagai suku bangsa, yang mendiami belasan ribu pulau. Masing-masing suku
bangsa memiliki keanekaragaman seni budaya tersendiri. Di setiap seni budaya
tersebut terdapat nilai-nilai sosial yang tinggi. Pada kondisi saat ini seni
dan kebudayaan mulai ditinggalkan, bahkan sebagian masyarakat Indonesia malu
akan seni dan kebudayaannya sebagai jati diri sebuah bangsa. Hal ini
mengakibatkan hilangnya keanekaragaman seni budaya Indonesia secara
perlahan-lahan, yang tidak terlepas dari pengaruh budaya luar dan karakter
mayarakat Indonesia yang suka meniru. Dalam menjaga kelestarian seni budaya
Indonesia tersebut banyak cara yang dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan dan
batasan-batasan yang ada. Jangan sampai di saat seni budaya kita diambil bangsa
lain, baru kita menyadari betapa bagusnya nilai-nilai yang terkandung dalam
budaya kita itu sendiri. Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin lama
semakin canggih serta perdagangan bebas yang telah terjadi di dunia khususnya
Indonesia telah meracuni bangsa Indonesia terhadap moral akhlak dan tatakrama
pergaulan anak remaja, adat budaya Indonesia yang dulu katanya Indonesia kaya
akan seni budayanya kini terhapus semua oleh yang namanya kemajuan zaman.
Perkembangan zaman
era Globalisasi sekarang ini amatlah pesatnya sehingga membuat kita sering
takjub dengan segala penemuan-penemuan baru disegala bidang. Penemuan-penemuan
baru yang lebih banyak didominasi oleh negara-negara Barat tersebut dapat kita
simak dan saksikan melalui layar televisi, koran, internet dan sebagainya yang
sering membuat kita geleng-geleng kepala sebagai orang Indonesia yang hanya
bisa menikmati dan memakai penemuan orang-orang Barat tersebut.
Penemuan-penemuan baru tersebut merupakan sisi positif yang dapat kita ambil
dari negara-negara Barat itu sedangkan di negara-negara Barat itu sendiri makin
maju dan modern diiringi pula dengan bebasnya mereka dalam bertindak dan
berperilaku dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi suatu kebiasaan yang
membudaya.
Kebiasaan-kebiasaan
orang Barat yang telah membudaya tersebut hampir dapat kita saksikan setiap
hari melalui media elektronik dan cetak yang celakanya seni dan kebudayaan
orang-orang Barat tersebut yang sifatnya negatif dan cenderung merusak serta
melanggar norma-norma ke timuran kita sehingga ditonton dan ditiru oleh
orang-orang kita terutama para remaja yang menginginkan kebebasan seperti
orang-rang Barat. Seni dan Kebudayan-kebudayaan Barat tersebut dapat kita mulai
dari pakaian dan mode, musik, film sampai pada pergaulan dengan lawan jenis.
B. Rumusan Masalah
Hal-hal yang akan
penulis uraikan dalam penulisan makalah tentang seni dan budaya indonesia
yaitu:
1. Apa
pengertian dari seni dan budaya?
2. Bagaimana
sejarah seni dan budaya di Indonesia?
3. Apa
macam-macam Seni Dan Budaya Indonesia?
4. Apa
fungsi Seni Dan Budaya Di Indonesia?
5. Apa
sudut pandang seni dan budaya Indonesia
C. Tujuan Penulisan
Tujuan Penulis
membuat makalah tentang seni dan budaya di Indonesia adalah untuk memenuhi dan melengkapi tugas
yang di berikan di mata Kuliah Seni Budaya. Selain itu tujuan penulisan makalah
ini di harapkan dapat menambah wawasan pembaca dan agar masyarakat mau
melestarikan seni dan kebudayaan di Indonesia yang telah di warisi leluhur kita
terdahulu kelak dikemudian hari.
D. Manfaat Penulisan
Penulis membuat
makalah tentang seni dan budaya Indonesia ini manfaatnya yaitu agar kita dapat mengenal seni dan kebudayaan kita lebih dalam, dapat menambah
pengetahuan kita serta melestarikan semua kebudayaan yang ada di Negara kita.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti Seni
Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh
karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam
intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan
sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan.
Seni adalah suatu cara dari diri kita sendiri untuk mengekspresikan
sesuatu, yang mungkin tidak dapat kita ungkapkan dengan kata-kata dan bisa
dengan musik, bisa dengan lukisan, bisa dengan tarian sesuai dengan
cirikhasnya.
Kata “seni” adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya,
walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kata seni berasal dari kata
“sani” yang artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Dalam bahasa Inggris
dengan istilah “ART” (artivisial) yang artinya adalah barang/atau karya dari
sebuah kegiatan.
Bangsa Indonesia sebagai negara yang beraneka ragam budaya (BHINEKA TUNGGAL
IKA), yang sekaligus merupakan ciri khas dan asset dari bangsa Indonesia,
memang sebagian besar dari generasi muda sudah banyak sekali jenis-jenis
kebudayaan di miliki bangsa terlupakan dari ingatan generasi bangsa Indonesia,
tidak banyak orang yang perduli dengan keberadaan budaya, apakah akan
berkembang atau menciut, dan pemberian apresiasi kepada pecinta seni dan budaya
pun tidak banyak, seolah-olah keinginan untuk mengembangkan budaya tidak ada
dalam benak sangpenerus bangsa.
Tidak seharusnya juga kita melupakan dikarenakan perkembangan zaman dan
pengaruh dari budaya barat yang memang sangat berbeda jauh dengan akar budaya
yang tertanam sejak Indonesia Merdeka.
Para pengolah seni bukan tidak mau mewariskan budaya-budaya yang memang
turun temurun dari leluhur pewaris budaya, tetapi keinginan dari sang penerus
yang memang sudah enggan karena beranggapan bahwa seni nenekmoyangnya yang ada
di Indonesia, sudah tidak level lagi dengan pergaulan yang hampir kebablasan
akibat pengaruh perubahan zaman.
Jika kita menengok kemasa yang lalu dimana kebudayaan indonesia yang sangat
dibanggakan dan di cintai, serta apresiasi mereka (masyarakat dan penggerak
seni), seiring dan berdampingan demi terlaksanannya pementasan budaya, sangat
membanggakan sekali dan sangat jauh berbeda sekali dengan kebaradaannya
sekarang yang semakin terpojok dan tertinggal.
Berbeda-beda tapi satu tujuan “Bhineka Tunggal Ika” dengan beraneka ragam
seni dan budaya tapi tetap Bangsa Indonesia, apakah memang kebudayaan turun
temurun ini akan hilang diterjang badai zaman yang tidak menentu, dan kapankah
kebangkitan kebudayaan Indonesia akan kembali di banggakan oleh seluruh rakyat
Indonesia, dan menjadi tameng Indonesia kepada bangsa lain bahwa bangsa
Indonesia memang layak untuk diperhitungkan.
Konsep seni terus berkembang sejalan dengan berkembangnya kebudayaan dan
kehidupan masyarakat yang dinamis. Beberapa pendapat tentang pengertian seni:
a.
Ensiklopedia
Indonesia : Seni adalah penciptaan benda atau segala hal yang karena kendahan
bentuknya, orang senang melihat dan mendengar.
b.
Aristoteles :
seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya dengan upaya mencapai
suatu tujuan yang telah ditentukan oleh gagasan tertentu.
c.
Ki Hajar
Dewantara : seni adalah indah, menurutnya seni adalah segala perbuatan manusia
yang timbul dan hidup perasaannya dan bersifat indah hingga dapat menggerakkan
jiwa perasaan manusia lainnya.
d.
Akhdiat K.
Mihardja : seni adalah kegiatan manusia yang merefleksikan kenyataan dalam
sesuatu karya, yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk membangkitkan
pengalaman tertentu dalam alam rohani sipenerimanya.
e.
Erich Kahler :
seni adalah suatu kegiatan manusia yang menjelajahi, menciptakan realitas itu
dengan symbol atau kiasan tentang keutuhan “dunia kecil” yang mencerminkan
“dunia besar”.
B. Macam – Macam Seni
Di zaman
sekarang ini seni memang sangat berpengaruh terhadap perkembangan IPTEK. Kita
tidak bisa terlepas dari yang namanya seni, tanpa adanya seni hidup kita tidak
akan indah, karena seni merupakan hal pendukung terbentuknya keindahan.
Misalnya saja rumah, tanpa adanya rasa
keindahan, maka rumah yang kita huni sekarang ini akan bermodel kuno.
Begitu juga dengan tekhnologi yang sekarang ini berkembang, pasti didukung
dengan adanya seni. Contohnya adalah
motor, motor zaman dulu dengan
yang sekarang pasti mempunyai model yang berbeda. Pastinya yang sekarang lebih
bagus dari pada yang dulu. berikutu ni adalah macam macam seni yang akan saya
jelaskan secara umum :
a. Seni Rupa
Seni rupa merupakan salah satu cabang kesenian. Seni rupa
memiliki wujud pasti dan tetap yakni dengan memanfaatkan unsur rupa sebagai
salah satu wujud yang diklasifikasikan ke dalam bentuk gambar, lukis, patung,
grafis, kerajinan tangan, kriya, dan multimedia.
Kompetensi dasar yang harus dicapai bidang seni
rupa adalah meliputi kemampuan memahami dan berkarya lukis, kemampuan
memahami dan membuat patung, kemampuan memahami dan berkarya grafis ,kemampuan
memahami dan membuat kerajinan tangan, serta kemampuan memahami dan berkarya
atau membuat sarana multimedia. Terminologi in pada dasarnya telah ditetapkan sebagai
kecakapan seseorang yang mampu menguasai bidang kerupawanan.
Seni rupa telah mengakar mulai zaman animisme dan dinamisme
hingga jaman melenium. Seni Rupa menjadi salah satu bagian cabang seni
yang secara performatif mempresentasikan wujud yang kasat mata. Ilusi tentang
wujud dapat diserap dan dirasakan ke dalam klasifikasi bentuk seperti telah
disebut pada bagian atas. Representasi bentuk seni rupa dipertimbangkan
secara sinergis melalui perhelatan media yang digunakan sebagai dasar
perwujudan rupa. Secara kontekstual seni rupa merupakan wujud mediasi
bentuk kasat mata yang dekat ke arah perlambang gambar, lukis, patung,
kerajinan tangan kriya dan multimedia. berhubungan dengan unsur cabang
kesenian.
b. Seni Musik
Unsur bunyi adalah elemen utama seni musik.
Unsur lain dalam bentuk harmoni, melodi dan notasi musik merupakan wujud sarana
yang diajarkan. Media seni musik adalah vokal dan instrumen. Karakter
musik instrumen dapat berbentuk alat musik Barat dan alat musik
Nusantara/tradisional. Jenis alat musik tradisional antara lain terdiri dari
seruling, gambang kromong, gamelan, angklung, rebana, kecapi, dan kolintang
serta arumba. Jenis alat musik Barat antara lain terdiri dari piano, gitar,
flute, drum, musik elektronik, sintetiserr, seksopon, dan terompet.
Kompetensi dasar yang harus dicapai dalam mempelajari seni
musik meliputi kemampuan memahami dan berkarya musik, pemahaman pengetahuan
musik mencakup harmoni, melodi dan notasi musik serta kecerdasan musikal yang
memungkinkan seseorang dapat beradaptasi dengan perangkat musik secara cepat.
Di sisi lain, kemampuan memahami dan membuat notasi, kemampuan mengaransemen,
serta praktik dasar maupun mahir dalam banyak alat atau instrumen secara
terampil, serta kemampuan memahami dan membuat multimedia. Seni musik yang lebih mempromosikan
unsur bunyi sebagai medium dasar musik lebih memiliki proporsi pada bunyi yang
teratur, bunyi yang berirama, serta paduan bunyi yang menjurus kepada
eksperimental bunyi secara harafiah tanpa ritme, melodi maupun harmoni. Seni
musik banyak berkembang pada komunitas masyarakat yang memiliki aliran
klasik, ekspresionis, eksperimentalis, dan fluonsis dengan memetakan
perkembangan musik melalui bunyi-bunyian yang tidak berirama dan bernada. Seni
musik tumbuh-kembang sejak zaman Renaissance hingga abad milenium. Secara
progresif aliran musik yang berkembang pada saat ini lebih ke arah musik yang
memiliki tonasi, interval, dan harmoni secara varian.
Seni
musik lebih transparan dalam bentuk hasil karyanya. Bunyi sebagai media ungkap
menjadi salah satu alat komunikasi dalam menginternalisasikan makna bunyi ke
dalam penerjemahan kuantum dari pikiran aranjer(penata musik) ke penonton. Oleh
sebab itu, dibutuhkan pemaknaan artikulasi penataan musik terhadap cara
penyampaian makna musik untuk dapat dimengerti oleh penonton. Dengan demikian
makna penataan musik semakin mudah dipahami, dimengerti dan menjadi media
komunikasi antara penata musik dengan penghayat musiknya.
c. Seni Teater
Kompetensi dasar bidang seni teater mencakup
kemampuan memahami dan berkarya teater, kemampuan memahami dan membuat naskah,
kemampuan memahami berperan di bidang casting kemampuan memahami dan membuat
setting atau tata teknik pentas panggung dan penciptaan suasananya sebagai
perangkat tambahan dalam membidangi seni teater.
Di sisi lain, kemampuan memahami untuk berperan di
luar dirinya adalah penguasaan khusus yang harus dikuasai secara teknis dalam
berkarya teater. Kemampuan memahami dan membuat sarana dan prasarana
perlengkapan berbasis multimedia adalah pendekatan aktual yang harus dikuasai
seorang dramawan dalam kaitannya dengan penyajian teater berbasis teknologi. Seni
teater juga sebagai bagian integral kesenian memiliki media ungkap suara
dalam wujud pemeranan. Cara atau teknik ini lebih mengutamakan terciptanya
casting, pembawaan, diksi, intonasi, pengaturan laring dan faring secara
konsisten adalah bagian penting dari penjelmaan profesi yang harus dimiliki.
d. Seni Tari
Media ungkap tari adalah gerak. Gerak tari merupakan
gerak yang diperhalus dan diberi unsur estetis. Gerak dalam tari berfungsi
sebagai media untuk mengkomunikasikan maksud-maksud tertentu dari koreografer.
Keindahan tari terletak pada bentuk kepuasan, kebahagiaan, baik dari
koreografer, peraga dan penikmat atau penonton.
Kompetensi dasar dalam mempelajari seni tari
mencakup praktik dasar dan mahir dalam penguasaan gerak tari meliputi tari
tradisional maupun tari garapan, kemampuan memahami arah dan tujuan koreografer
dalam konsep koreografi kelompok. Kemampuan memahami an berkarya tari
(koreografi) adalah keterampilan khusus berhubungan dengan kepekaan koreografi,
di sisi lain diharapkan memiliki kepekaan memahami aspek-aspek tari dan aspek
keindahan secara teknis. Sebagai penyesuaian abad modern, kemampuan memahami
dan membuat perangkat multimedia hubungannya dengan tari adalah bentuk
penyesuaian sumber daya manusia dalam adaptasinya dengan teknologi. Perwujudan
ekspresi budaya melalui gerak yang dijiwai serta diikat nilai-nilai budaya
menjadi patokan dasar atau standar ukur tari untuk dikaji menjadi bentuk
tari-tarian daerah di Indonesia. Sebagai salah satu unsur terpenting kesenian
di Indonesia dalam wujud performa gerak, dibutuhkan adanya kehidupan sosial dan
spiritual masyarakat pendukungnya. Peran dan fungsi tarian yang begitu penting
hingga kini pada puncak kesenian daerah menjadi simbol dan puncak tari sebagai
budaya di daerah yang bersangkutan. Jenis tari yang telah menjadi puncak budaya
daerah sangat erat untuk dijadikan sebagai tarian yang diunggulkan daerah.di
mana tarian tersebut berasal.
Beraneka ragam
tari-tarian yang diwarisi masyarakat daerah di Indonesia baik yang sakral
maupun yang sekuler, tradisional maupun nontradisional. Bentuk tarian dari
zaman prasejarah hingga zaman modern, produk dari zaman tertentu membantu
sejarah kehidupan tarian untuk dapat tumbuh-kembang hingga akhir zaman.Seni
tari memerlukan media gerak. Gerak murni atau wantah tidak memiliki
maksud-maksud tertentu. Gerak maknawi memiliki makna maksud-maksud tertentu dan
apabila dibangun dengan unsur keindahan, maka gerakan tari semakin halus,
estetis, dan geraknya memiliki bangunan ekspresi bentuk yang diungkapkan
manusia untuk dinikmati.Seni tari banyak dipengaruhi oleh kepercayaan
dinamisme dan animisme. Oleh sebab itu, sejak zaman dulu tarian sudah memiliki
peran fungsi yang sentral dalam kehidupan beragama. Peran tari dalam upacara
terkait dengan cara dan tujuan yang terkait dalam prosesi suatu upacara
keagamanaan atau ritual. Seni tari mewariskan bentuk-bentuk tradisi
maupun nontradisi. Sifat—fungsi magis-ritual yang dipengaruhi kepercayaan
animisme dinamisme mampu menjadi kekuatan sentral dalam setiap upacara
keagamaan. Dalam perkembangannya, seni tari tradisional pada akhirnya
mewariskan seni pertunjukan baru dan inovatif melalui dramatari prembun, hingga
sendratari jenis kesenian yang lahir pada zaman modern. Pada masyarakat modern
yang dinamis ini, kehadiran seni tari memerlukan hadirnya penari yang
baik, guru-guru tari yang profesional, dan pemikir-pemikir yang mampu
merumuskan masa depan tari secara proporsional. Oleh sebab itu, beberapa hal
harus diperhatikan menyangkut penguasaan teknik tari agar dapat memenuhi syarat
sebagai penari yang profesional.
e. Kerajinan
Tangan
Cabang kesenian ini pada dasarnya memprioritaskan
kepada keterampilan tangan dalam bentuk benda hasil kerajinan. Hal kerajinan
tangan mencakup unsur-unsur bordir, renda, seni lipat,seni dekoratif, serta
seni yang menekankan keterampilan tangan. Seni dan pengetahuan lain dapat
dipahami dan diketahui oleh pembaca dalam upaya pengembangan kepribadian dan
keanekaragaman. Dalam suatu kehidupan akan terasa hambar dan gersang apabila
kita tidak memiliki kesenian. Kesenian dapat menyempitkan aspek budaya dan
memperluas cakrawala serta keanekaragaman pengetahuan seseorang. Secara aktual
kesenian yang ada berwujud musik, rupa, teater, dan tari secara multilingual,
multikultural, dan multidimensional.
Pada akhir ulasan ini dapat diakumulasi, mana cabang
seni yang paling kalian senangi. Coba berilah contoh salah satu cabang seni
yang paling kamu senangi dalam bentuk karya seni yang pernah kalian buat atau
kalian kenali.
f. Seni Berwawasan
Teknologi
Pertumbuhan perkembangan ilmu pengetahuan secara
signifikan mampu mengadopsi berbagai penerapan pengetahuan ke dalam munculnya
cabang pengetahuan baru.Salah satu reformasi di bidang pengetahuan yang
berhubungan dengan seni adalah munculnya cabang seni berhubungan dengan
pemanfaatan alat-alat canggih.
Cabang pengetahuan seni yang berhubungan dengan
pemanfaatan teknologi adalah munculnya cabang seni, seperti seni peran
(khususnys sinetron), pendokumentasian (sinema), audio-visual (keproduseran)
dan lain-lain. Wahana penjajagan pengetahuan di bidang yang berhubungan dengan
pemanfaatan alat-alat canggih tersebut memunculkan garapan pengetahuan di
bidang seni peran dan adaptasinya. Munculnya cabang seni berwawasan teknologi
menjadi pertanda bahwa wahana pengembangan seni dan pengetahuan kesenian dalam
kaitannya dengan wawasan teknologi mampu mengadaptasikan pengetahuan baru
sebagai wadah penuangan bakat-bakat seni berhubungan dengan penggunaan
alat-alat canggih.
Kesenian sebagai sebuah metodologi memperkenalkan
seseorang memahami obyek ke dalam permasalahan-permasalahan yang dikaitkan
dengan pekerjaan seni dan bersosialisasi. Dengan imajinasi, seseorang yang
mempelajari seni dapat berangan-angan terutama dalam menemukan hal baru,
menciptakan hal baru, serta memodivikasi berbagai temuan yang sudah ada ke
bentuk baru sebagai representasi sesuatu yang telah lama ada.
Cabang-cabang kesenian seperti telah disebut di atas
merupakan kekuatan dasar yang sangat efektif untuk mendatangkan inspirasi bagi
banyak orang. Imajinasi seseorang yang belajar kesenian dapat dikembangkan
secara lebih luas dengan meningkatkan dan mengembangkan bahasa gerak, rupa,
bunyi, dan suara untuk tetap tumbuh dan berkembang menurut tingkat dan reputasi
bahasa tubuh, bahasa gerak, serta bahasa bunyi dikombinasikan dengan pendekatan
psikologis.
Kegiatan seni melibatkan beberapa aspek multilingual,
multikultural dan multidimensional mampu menjangkau secara luas atas beberapa
hal yakni.
- Menyiapkan
pendidikan yang sejajar,
- Mengembangkan
pengetahuan berbagai budaya
- Memberikan
nilai masyarakat, Mengenalkan budaya dalam dunia pendidikan, serta,
- Membantu
pendidik dan terdidik mengembangkan perspektif multibudaya.
Dalam ranah
khusus, konsep pengembangan kewirausahaan menjadi konsep dasar pengembangan
penulisan buku ini. Sebagai bahan kajian, jawaban yang integral dapat menjembatani
lahirnya pengembangan kewirausahaan ke dalam pendidikan model profesional.
Model ini digunakan dalam pendidikan untuk mencetak profesionalisme penari yang
berkualitas, memiliki kompetensi, memiliki kesanggupan untuk
mempertanggungjawabkan profesionalismenya baik di depan umum maupun d lingkup
pendidikan formal yang dimiliki.
Model
profesional sebagai alat pengemban pendidikan di dalamnya memiliki indikator
yang dapat menjadi arah pelaku seni yang kompeten terhadap penciptaan seni dan
seperangkat keahlian dalam gaya, teknik, dan metodologi yang dapat digunakan
sebagai pendekatan keahlian yang diterapkan. Konsep profesional ini dibekali
dengan ide yang dibalut kerja kreatif, jadwal terprogram, serta proses
penuangan yang dilandasi oleh profesionalisme sehingga pengalaman ke depan
menjadi semakin terasah. Penekanan kerja mandiri dan tindak kreatif yang
terstruktur menjadi kemampuan profesional menjadi semakin bertumpu pada
landasan yang kuat dan memadai. Dengan demikian proses ke depan terjadi simulasi
yang mengerucut dan mampu menjadikan seseorang yang mempelajari dengan konsep
profesional dapat menciptakan kewirausahaan secara jelas. Di sini dibutuhkan
penempaan yang memiliki landasan basis profesional sehingga diharapkan memenuhi
kebutuhan seorang profesional menjadi tangguh dalam berwirausaha serta
potensial dalam menghadapi tantangan di masa depan. Dengan demikian wahana
konsep ini selayaknya digunakan untuk menempa bibit-bibit profesional menjurus
ke jalur yang sudah diatur atau ketentuan yang tidak dapat ditawar lagi.
Beberapa indikator profesional dalam bentuk keterampilan adalah sebagai berikut
di bawah ini.
- Menekankan kepada produk/hasil,
- Pengetahuan profesionalisme menjadi model yang dicita-citakan,
- Obyektivitas dan latihan menjadi pengalaman batin yang terasah,
- Gaya penyampaian dan teknik profesional menjadi simbol konsep
profesional,
- Prosedur imitatif, latihan, demonstrasi, dan unjuk kreativitas
simbol profesionalismenya,
- Kemampuan, kemahiran, dan penampilan diri menjadi watak dan
karakteristik konsep profesional mampu berkembang mandiri, dan berkelompok
koloni.
- Karakteristik berproses dalam menghasilkan produk berkualitas
adalah simbol pematangan diri dan penempaan mentalita pengalaman yang
terasah dalam performa profesionalisme yang diidamkan.
- Profesionalisme yang dibina meliputi pelaku profesional, artis dan
koreografer.
C. Sifat Dasar Seni
Terdapat 5 ciri
yang merupakan sifat dasar seni (The Liang Gie, 1976) yang meliputi :
a.
Sifat kreatif
dari seni. Seni merupakan suatu rangkaian kegiatan manusia yang selalu mencipta
karya baru.
b. Sifat
individualitas dari seni. Karya seni yang diciptakan oleh seorang seniman
merupakan karya yang berciri personal, Subyektif dan individual.
c.
Nilai ekspresi
atau perasaan. Dalam mengapresiasi dan menilai suatu karya seni harus memakai
kriteria atau ukuran perasaan estetis. Seniman mengekspresikan perasaan
estetisnya ke dalam karya seninya lalu penikmat seni (apresiator) menghayati,
memahami dan mengapresiasi karya tersebut dengan perasaannya.
d. Keabadian sebab
seni dapat hidup sepanjang masa. Konsep karya seni yang dihasilkan oleh seorang
seniman dan diapresiasi oleh masyarakat tidak dapat ditarik kembali atau
terhapuskan oleh waktu.
e.
Semesta atau
universal sebab seni berkembang di seluruh dunia dan di sepanjang waktu. Seni
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Sejak jaman pra sejarah
hingga jaman modern ini orang terus membuat karya seni dengan beragam fungsi
dan wujudnya sesuai dengan perkembangan masyarakatnya.
D. Struktur Seni
The Liang Gie
(1976) menjelaskan bahwa dalam semua jenis kesenian terdapat unsur- unsur yang
membangun karya seni sebagai berikut:
a.
Struktur seni
merupakan tata hubungan sejumlah unsur-unsur seni yang membentuk suatu kesatuan
karya seni yang utuh. Contoh struktur seni dalam bidang seni rupa adalah garis,
warna, bentuk, bidang dan tekstur. Bidang seni musik adalah irama dan melodi.
Bidang seni tari adalah wirama, wirasa dan wiraga. Bidang seni teater adalah
gerak, suara dan lakon.
b. Tema merupakan
ide pokok yang dipersoalkan dalam karya seni. Ide pokok suatu karya seni dapat
dipahami atau dikenal melalui pemilihan subject matter (pokok soal) danjudul
karya. Pokok soal dapat berhubungan dengan niat estetis atau nilai kehidupan,
yakni berupa: objek alam, alam kebendaan, suasana atau peristiwa yang metafora
atau alegori. Namun tidak semua karya memiliki tema melainkan kritik.
c.
Medium adalah
sarana yang digunakan dalam mewujudkan gagasan menjadi suatu karya seni melalui
pemanfaatan material atau bahan dan alat serta penguasaan teknik berkarya. Tana
medium tak ada karya seni.
d. Gaya atau style
dalam karya seni merupakan ciri ekspresi personal yang khas dari si seniman
dalam menyajikan karyanya. Menurut Soedarso SP (1987), gaya adalah ciri bentuk
luar yang melekat pada wujud karya seni, sedangkan aliran berkaitan dengan isi
karya seni yang merefleksikan pandangan atau prinsip si seniman dalam
menanggapai sesuatu.
E. Nilai Seni
Menurut
(Purwadarminto, 1976), kata “nilai” diartikan sebagai harga, kadar, mutu atau
kualitas. Untuk mempunyai nilai maka sesuatu harus memiliki sifat-sifat yang
penting yang bermutu atau berguna dalam kehidupan manusia. Dalam estetika, “nilai”
diartikan sebagai keberhargaan (worth) dan kebaikan (goodness). Menurut
Koentjaraningrat,“nilai” berarti suatu ide yang paling baik, yang menjunjung
tinggi dan menjadi pedoman manusia/masyarakat dalam bertingkah laku,
mengapresiasi cinta, keindahan, keadilan, dan sebagainya Nilai seni dipahami
dalam pengertian kualitas yang terdapat dalam karya seni, baik kualitas yang
bersifat kasat mata maupun yang tidak kasat mata. Nilai-nilai yang dimiliki
karya seni merupakan manifestasi dari nilai-nilai yang dihayati oleh
seniman/seniwati dalam lingkungan sosial budaya masyarakat yang kemudian
diekspresikan daam wujud karya seni dan dikomunikasikan kepada penikmatnya
(publik seni).
Menurut The
Liang Gie jenis nilai yang melekat pada seni mencakup:
1) nilai keindahan,
2) nilai pengetahuan,
3) nilai kehidupan.
Nilai keindahan dapat pula disebut nilai estetis, merupakan salah satu
persoalan estetis yang menurut cakupan pengertiannya dapat dibedakan menurut
luasnya pengertian,yakni:
Ø keindahan dalam
arti luas (keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan
intelektual),
Ø keindahan dalam
arti estetis murni,
Ø keindahan dalam
arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan. Keindahan dalam arti
terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan pada prinsipnya mengkaji tentang
hakikat keindahan dan kriteria keindahan yang terdapat di alam, dalam karya
seni dan benda-benda lainnya.
Dalam kecenderungan perkembangan seni dewasa ini, keindahan positif tidak
lagi menjadi tujuan yang paling penting dalam berkesenian. Sebagai seniman
beranggapan lebih penting menggoncang publik dengan nilai estetis legatif
(ugliness) daripada menyenangkan atau memuaskan mereka. Fenomena semacam ini
akan kita jumpai pada karya-karya seni primitir atau karya seni lainnya yang
tidak mementingkan keidahan tampilan visual namun lebih mementingkan makna
simboliknya. “Ugliness” dalam karya seni termasuk nilai estetis yang negatif.
Jadi sesungguhnya dalam karya seni terdapat nilai estetis yang positif dan negatif.
F. Pengertian Ekspresi
Ekspresi adalah
proses ungkapan emosi atau perasaan di dalam proses penciptaan karya seni,
proses ekspresi bisa diaktualisasikan melalui media. Media musik bunyi; media
seni rupa adalah garis, bidang dan warna; media tari adalah gerak, media teaer
adalah gerak, suara dan lakon.
G. Fungsi dan Tujuan Seni
a.
Fungsi
Religi/Keagamaan
Karya seni
sebagi pesan religi atau keagamaan. Contoh : kaligrafi, busana muslim/muslimah,
dan lagu-lago rohani Seni yang digunakan untuk sebuah upacara yang berhubungan
dengan upacara kelahiran, kematian, ataupun pernikahan. Contoh : Gamelan yang
dimainkan pada upacara Ngaben di Bali yakni gamelan Luwang, Angklung, dan
Gambang. Gamelan di Jawa Gamelan Kodhok Ngorek, Monggang, dan Ageng.
b. Fungsi
Pendidikan
Seni sebagai
media pendidikan misalnya musik. Contoh : Ansambel karena didalamnya terdapat
kerjasama, Angklung dan Gamelan juga bernilai pendidikan dikarenakan kesenian
tersebut mempunyai nilai sosial, kerjasama, dan disiplin. Pelajaran menggunakan
bantuan karya seni. Contoh : gambar ilustrasi buku pelajaran, film ilmiah atau
dokumenter, poster, lagu anak-anak, alat peraga IPA.
c.
Fungsi
Komunikasi
Seni dapat
digunakan sebagai alat komunikasi seperti pesan, kritik sosial, kebijakan,
gagasan, dan memperkenalkan produk kepada masyarakat. Melalui media seni
tertentu seperti, wayang kulit, wayang orang dan seni teater, dapat pula syair
sebuah lagu yang mempunyai pesan, poster, drama komedi, dan reklame.
d. Fungsi
Rekreasi/Hiburan
Seni yang
berfungsi sebagai sarana melepas kejenuhan atau mengurangi kesedihan, Sebuah
pertunjukan khusus untuk berekspresi atau mengandung hiburan, kesenian yang
tanpa dikaitkan dengan sebuah upacara ataupun dengan kesenian lain.
e.
Fungsi Artistik
Seni yang
berfungsi sebagai media ekspresi seniman dalam menyajikan karyanya tidak untuk
hal yang komersial, misalnya terdapat pada musik kontemporer, tari kontemporer,
dan seni rupa kontemporer, tidak bias dinikmati pendengar/pengunjung, hanya
bisa dinikmati para seniman dan komunitasnya.
f.
Fungsi Guna
(seni terapan)
Karya seni yang
dibuat tanpa memperhitungkan kegunaannya kecuali sebagai media ekspresi disebut
sebagai karya seni murni, sebaliknya jika dalam proses penciptaan seniman harus
mempertimbangkan aspek kegunaan, hasil karya seni ini disebut seni guna atau
seni terapan. Contoh : Kriya, karya seni yang dapat dipergunakan untuk
perlengkapan/peralatan rumah tangga yang berasal dai gerabah dan rotan.
g. Fungsi Seni
untuk Kesehatan (Terapi)
Pengobatan
untuk penderita gangguan physic ataupun medis dapat distimulasi melalui terapi
musik, jenis musik disesuaikan dengan latar belakang kehidupan pasien. Terapi
musik telah terbukti mampu digunakan untuk menyembuhkan penyandang autisme,
gangguan psikologis trauma pada suatu kejadian, dan lain-lain. Menurut Siegel
(1999) menyatakan bahwa musik klasik menghasilkan gelombang alfa yang
menenangkan yang dapat merangsang sistem limbic jarikan neuron otak. Menurut
Gregorian bahwa gamelandapat mempertajam pikiran.
H. Apresiasi Seni
Apresiasi Seni
adalah menikmati, menghayati dan merasakan suatu objek atau karya seni lebih
tepat lagi dengan mencermati karya seni dengan mengerti dan peka terhadap
segi-segi estetiknya, sehingga mampu menikmati dan memaknai karya-karya
tersebut dengan semestinya. Effendi.S.E, mengungkapkan bahwa apresiasi adalah
mengenali karya sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan untuk
mencermatikelebihan dan kekurangan terhadap karya.
Kegiatan apresiasi meliputi :
a. Persepsi
Kegiatan mengenalkan pada anak didik akan
bentuk-bentuk karya seni di Indonesia, misalnya, mengenalkan tari-tarian,
musik, rupa, dan teater yang berkembang di Indonesia, baik tradisi, maupun
moderen Pada kegiatan persepsi kita dapat mengarahkan dan meningkatkan
kemampuan dengan mengidentifikasi bentuk seni.
b. Pengetahuan
Pemberian pengetahuan sebagai dasar dalam
mengapresiasi baik tentang sejarah seni yang diperkenalkan, maupun
istilah-istilah yang biasa digunakan di masing-masingbidang seni.
c.
Pengertian
Membantu menerjemahkan tema ke dalam berbagai wujud
seni, berdasarkan pengalaman, dalam kemampuannya dalam merasakan musik.
d. Analisis
Mendeskripsikan salah satu bentuk seni yang sedang
dipelajari, menafsir objek yang diapresiasi.
e.
Penilaian
Melakukan penilaian tehadap karya-karya seni yang
diapresiasi, baik secara subyektif maupun obyektif.
f.
Apresiasi
Menurut Soedarso (1987) ada tiga pendekatan dalam
melakukan apresiasi yakni : 1). pendekatan aplikatif, 2). pendekatan
kesejarahan, 3). Pendekatan problematik. Pendekatan aplikatif, adalah
pendekatan dengan cara melakukan sendiri macam-macamkegiatan seni. Pendekatan
kesejarahan adalah, dengan cara menganalisis dari sisiperiodisasi dan asal
usulnya. Sedangkan pendekatan problematik, dengan caramemahami permasalahan di
dalam seni. Seorang pengamat akan berbeda dengan pengamat lainnya dalam menilai
sebua pertunjukan seni. Hal ini didasarkan pada pengalaman estetik, dan latar
belakang pendidikan yang berbeda.
BUDAYA
A. Definisi Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama
dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya
seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari
diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara
genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang
berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa
budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya
bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan
perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak
kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan
ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi
budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan
oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.”Citra
yang memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti
“individualisme kasar” di Amerika, “keselarasan individu dengan alam” d Jepang
dan “kepatuhan kolektif” di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut
membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan
dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling
bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu
kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan
memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta
yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam
bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin
Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah
tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur”
dalam bahasa Indonesia.
Budaya dalam pengertian yang luas adalah pancaran daripada budi dan daya.
Seluruh apa yang difikir, dirasa dan direnung diamalkan dalam bentuk daya
menghasilkan kehidupan. Budaya adalah cara hidup sesuatu bangsa atau umat.
Budaya tidak lagi dilihat sebagai pancaran ilmu dan pemikiran yang tinggi dan
murni dari sesuatu bangsa untuk mengatur kehidupan berasaskan peradaban.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma,
ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Upacara kedewasaan dari suku WaYao di Malawi, Afrika. Menurut Edward B.
Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah
sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan yang mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda- benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang
berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya
pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni,
dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat Menurut Koentjoroningrat (1986), kebudayaan dibagi ke
dalam tiga sistem, pertama sistem budaya yang lazim disebut adat-istiadat,
kedua sistem sosial di mana merupakan suatu rangkaian tindakan yang berpola
dari manusia. Ketiga, sistem teknologi sebagai modal peralatan manusia untuk
menyambung keterbatasan jasmaniahnya.
Berdasarkan konteks budaya, ragam kesenian terjadi disebabkan adanya
sejarah dari zaman ke zaman. Jenis-jenis kesenian tertentu mempunyai kelompok
pendukung yang memiliki fungsi berbeda. Adanya perubahan fungsi dapat
menimbulkan perubahan yang hasil-hasil seninya disebabkan oleh dinamika
masyarakat, kreativitas, dan pola tingkah laku dalam konteks kemasyarakatan.
Koentjoroningrat mengatakan, Kebudayaan Nasional Indonesia adalah hasil karya
putera Indonesia dari suku bangsa manapun asalnya, yang penting khas dan
bermutu sehingga sebagian besar orang Indonesia bisa mengidentifikasikan diri
dan merasa bangga dengan karyanya.Kebudayaan Indonesia adalah satu kondisi
majemuk karena ia bermodalkan berbagai kebudayaan, yang berkembang menurut
tuntutan sejarahnya
sendiri-sendiri. Pengalaman serta kemampuan daerah itu memberikan jawaban
terhadap masing-masing tantangan yang member bentuk kesenian, yang merupakan
bagian dari kebudayaan.
Apa-apa saja yang menggambarkan kebudayaan, misalnya ciri khas :
Ø Rumah adat
Daerah yang berbeda satu dengan daerah lainnya,
sebagai contoh ciri khas rumah adat di Jawa mempergunakan joglo sedangkan rumah
adat di Sumatera dan rumah adat Hooi berbentuk panggung.
Ø Alat musik
Di setiap daerah pun berbeda dengan alat musik di
daerah lainnya. Jika dilihat dari perbedaan jenis bentuk serta motif ragam
hiasnya beberapa alat musik sudah dikenal di berbagai wilayah, pengetahuan kita
bertambah setelah mengetahui alat musik seperti Grantang, Tifa dan Sampe.
Ø Seni Tari
seperti tari Saman dari Aceh dan tari Merak dari Jawa
Barat.
Ø Kriya ragam
hias
Dengan motif-motif tradisional, dan batik yang sangat
beragam dari daerah tertentu, dibuat di atas media kain, dan kayu.
Ø Properti Kesenian
Kesenian Indonesia memiliki beragam-ragam bentuk
selain seni musik, seni tari, seni teater, kesenian wayang golek dan topeng
merupakan ragam kesenian yang kita miliki. Wayang golek adalah salah satu
bentuk seni pertunjukan teater yang menggunakan media wayang, sedangkan topeng
adalah bentuk seni pertunjukan tari yang menggunakan topeng untuk pendukung.
Ø Pakaian Daerah.
Setiap propinsi memiliki kesenian, pakaian dan benda
seni yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya.
Ø Benda Seni.
Karya seni yang tidak dapat dihitung ragamnya,
merupakan identitas dan kebanggaan bangsa Indonesia. Benda seni atau souvenir
yang terbuat dari perak yang beasal dari Kota Gede di Yogyakarta adalah salah
satu karya seni bangsa yang menjadi ciri khas daerah Yogyakarta, karya seni
dapat menjadi sumber mata pencaharian dan objek wisata.Kesenian khas yang
mempunyai nilai-nilai filosofi misalnya kesenian Ondel-ondel dianggap sebagai
boneka raksasa mempunyai nilai filosofi sebagai pelindung menolak bala, nilai
filosofi dari kesenian Reog Ponorogo mempunyai nilai kepahlawanan yakni
rombongan tentara kerajaan Bantarangin (Ponorogo) yang akan melamar putri
Kediri dapat diartikan Ponorogo menjadi pahlawan dari serangan ancaman musuh, selain
hal-hal tersebut, adat istiadat, agama, mata pencaharian, system kekerabatan
dan sistem kemasyarakatan, makanan khas, juga merupakan bagian dari kebudayaan.
Ø Adat Istiadat.
Setiap suku mempunyai adata istiadat masing-masing
seperti suku Toraja memiliki kekhasan dan keunikan dalam tradisi upacara
pemakaman yang biasa disebut Rambu Tuka. Di Bali adalah adat istiadat Ngaben.
Ngaben adalah upacara pembakaran mayat, khususnya oleh mereka yang beragama
Hindu, dimana Hindu adalah agama mayoritas di Pulau Seribu Pura ini. Suku Dayak
di Kalimantan mengenal tradisi penandaan tubuh melalui tindik di daun telinga.
Tak sembarangan orang bisa menindik diri hanya pemimpin suku atau panglima
perang yang mengenakan tindik di kuping, sedangkan kaum wanita Dayak menggunakan
anting-anting pemberat untuk memperbesar daun telinga, menurut kepercayaan
mereka, semakin besar pelebaranlubang daun telinga semakin cantik, dan semakin
tinggi status sosialnya di masyarakat.
C. Sejarah Kebudayaan Indonesia
Kebudayaan
Indonesia dapat didefinisikan sebagai seluruh kebudayaan lokal yang telah ada
sebelum bentuknya nasional Indonesia pada tahun 1945. Seluruh kebudayaan lokal
yang berasal dari kebudayaan beraneka ragam suku-suku di Indonesia merupakan
bagian integral daripada kebudayaan Indonesia.
Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya terbentuk
dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa (dari
cina), kebudayaan India dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India terutama masuk
dari penyebaran agama Hindu dan Budhha di Nusantara jauh sebelum Indonesia
terbentuk. Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan agama Hindu dan Budha sempat
mendominasi Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai dengan berdirinya kerajaan
tertua di Nusantara, Kutai, sampai pada penghujung abad ke-15 Masehi.
Kebudayaan Tionghoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia karena
interaksi perdagangan yang intensif antara pedagang-pedagang Tionghoa dan
Nusantara (Sriwijaya). Selain itu, banyak pula yang masuk bersama perantau-perantau
Tionghoa yang datang dari daerah selatan Tiongkok dan menetap di Nusantara.
Mereka menetap dan menikahi penduduk lokal menghasilkan perpaduan kebudayaan
Tionghoa dan lokal yang unik. Kebudayaan seperti inilah yang kemudian menjadi
salah satu akar daripada kebudayaan lokal modern di Indonesia semisal
kebudayaan Jawa dan Betawi.
Kebudayaan Arab masuk bersama penyebaran agama Islam oleh pedagang-pedagang
Arab yang singgah di Nusantara dalam perjalanan mereka menuju Tiongkok.
a. Kebudayaan Sebagai
Peradaban
Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan “budaya”
yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang
“budaya” ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan
kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya. Mereka menganggap ‘kebudayaan’ sebagai
“peradaban” sebagai lawan kata dari “alam”. Menurut cara pikir ini, kebudayaan
satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti
lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.
Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda
dan aktivitas yang “elit” seperti misalnya memakai baju yang berkelas, fine
art, atau mendengarkan musik klasik, sementara kata berkebudayaan digunakan
untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari
aktivitas-aktivitas di atas. Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat
bahwa musik klasik adalah musik yang “berkelas”, elit, dan bercita rasa seni,
sementara musik tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan
ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah
“berkebudayaan”.
Orang yang menggunakan kata “kebudayaan” dengan cara
ini tidak percaya ada kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya bahwa
kebudayaan hanya ada satu dan menjadi tolak ukur norma dan nilai di seluruh
dunia. Menurut cara pandang ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda
dengan mereka yang “berkebudayaan” disebut sebagai orang yang “tidak
berkebudayaan”; bukan sebagai orang “dari kebudayaan yang lain.” Orang yang
“tidak berkebudayaan” dikatakan lebih “alam,” dan para pengamat seringkali
mempertahankan elemen dari kebudayaan tingkat tinggi (high culture) untuk
menekan pemikiran “manusia alami” (human nature)
Sejak abad ke-18, beberapa kritik sosial telah
menerima adanya perbedaan antara berkebudayaan dan tidak berkebudayaan, tetapi
perbandingan itu -berkebudayaan dan tidak berkebudayaan- dapat menekan
interpretasi perbaikan dan interpretasi pengalaman sebagai perkembangan yang
merusak dan “tidak alami” yang mengaburkan dan menyimpangkan sifat dasar
manusia. Dalam hal ini, musik tradisional (yang diciptakan oleh masyarakat
kelas pekerja) dianggap mengekspresikan “jalan hidup yang alami” (natural way
of life), dan musik klasik sebagai suatu kemunduran dan kemerosotan.
Saat ini kebanyak ilmuwan sosial menolak untuk
memperbandingkan antara kebudayaan dengan alam dan konsep monadik yang pernah
berlaku. Mereka menganggap bahwa kebudayaan yang sebelumnya dianggap “tidak
elit” dan “kebudayaan elit” adalah sama – masing-masing masyarakat memiliki
kebudayaan yang tidak dapat diperbandingkan. Pengamat sosial membedakan
beberapa kebudayaan sebagai kultur populer (popular culture) atau pop kultur,
yang berarti barang atau aktivitas yang diproduksi dan dikonsumsi oleh banyak
orang.
Selama Era
Romantis, para cendekiawan di Jerman, khususnya mereka yang peduli terhadap
gerakan nasionalisme – seperti misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukan
Jerman, dan perjuangan nasionalis dari etnis minoritas melawan Kekaisaran
Austria-Hongaria – mengembangkan sebuah gagasan kebudayaan dalam “sudut pandang
umum”. Pemikiran ini menganggap suatu budaya dengan budaya lainnya memiliki
perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat
diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan
antara “berkebudayaan” dengan “tidak berkebudayaan” atau kebudayaan “primitif.”
Pada akhir abad
ke-19, para ahli antropologi telah memakai kata kebudayaan dengan definisi yang
lebih luas. Bertolak dari teori evolusi, mereka mengasumsikan bahwa setiap
manusia tumbuh dan berevolusi bersama, dan dari evolusi itulah tercipta
kebudayaan.
Pada tahun
50-an, subkebudayaan – kelompok dengan perilaku yang sedikit berbeda dari
kebudayaan induknya – mulai dijadikan subyek penelitian oleh para ahli
sosiologi. Pada abad ini pula, terjadi popularisasi ide kebudayaan perusahaan –
perbedaan dan bakat dalam konteks pekerja organisasi atau tempat bekerja.
c. Kebudayaan sebagai
Mekanisme Stabilisasi
Teori-teori
yang ada saat ini menganggap bahwa (suatu) kebudayaan adalah sebuah produk dari
stabilisasi yang melekat dalam tekanan evolusi menuju kebersamaan dan kesadaran
bersama dalam suatu masyarakat, atau biasa disebut dengan tribalisme.
E. Penetrasi kebudayaan
a. Penetrasi damai (penetration pasifique)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai.
Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Penerimaan
kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya
khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak
mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.
Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan
Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis. Akulturasi adalah bersatunya dua
kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur
kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan
perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi
adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru.
Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada
terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
b. Penetrasi Kekerasan
(penetration violante)
Masuknya sebuah
kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan
Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga
menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat.
Wujud budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah
selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia
antara lain pada sistem pemerintahan Indonesia.
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penulisan makalah ini dapat disimpulkan bahwa seni adalah barang/atau
karya dari sebuah kegiatan, sedangkan Budaya adalah cara hidup suatu bangsa
atau umat yang tidak lagi dilihat sebagai pancaran ilmu dan pemikiran yang
tinggi dan murni dari sesuatu bangsa untuk mengatur kehidupan berasaskan
peradaban.
B. SARAN
Penulis hanya bisa
memberi saran kepada pembaca bahwasahnya seni dan budaya masih sangatlah
dibutuhkan karna hidup tanpa seni tak
akan indah dan hidup tanpa mengenal budaya sering kali terjerumus kearah yang menjurangkan kehidupan.
Di dalam
makalah ini mungkin ada kesalahan dan kekurangan oleh karena itu penulispun
meminta agar kiranya pembaca juga memberi keritik dan saranya agar kiranya
makalah ini bisa menjadi lebih sempurna lagi.
QQTAIPAN .ORG | QQTAIPAN .NET | TAIPANQQ .VEGAS
ReplyDelete-KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
1 user ID sudah bisa bermain 7 Permainan.
• BandarQ
• AduQ
• Capsa
• Domino99
• Poker
• Bandarpoker.
• Sakong
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
• WA: +62 813 8217 0873
• BB : D60E4A61
• BB : 2B3D83BE
Makasih Soal seni budaya kelas 11
ReplyDelete