BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dewasa
ini, kita telah menyadari bahwa mahasiswa termasuk dalam kalangan elit. Hanya
segelintir saja dari jutaan orang pemuda di Indonesia, yang berkesempatan
mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Tidak semua memiliki kesempatan untuk
masuk ke dalam kelas ini. Terlebih lagi realita yang ada saat ini manakala
biaya kuliah yang semakin mahal. Makin sedikit pula yang dapat merasakan hidup
di dunia perguruan tinggi. Mahasiswa merupakan kalangan yang memiliki potensi
besar untuk melakukan mobilitas. Bahkan, hal itu sudah dilakukan saat mereka
resmi menyandang status sebagai mahasiswa, karena status itu termasuk kelas
menengah. Selepas menyelesaikan proses pembelajaran dan pencarian jati diri
mereka di kampus, pintu untuk melakukan mobilitas itu semakin terbuka lebar.
Mobilitas secara vertikal maupun horizontal, menuju ke posisi strategis di
berbagai sektor yang akan mereka capai, baik itu public sector
ataupun private sector.
Besarnya
kemampuan dan potensi yang mereka miliki itu, sangat diharapkan oleh masyarakat
untuk nantinya kembali dan membangun kehidupan bermasyarakat khususnya di
daerah dari mana mereka berasal. Mahasiswa yang merantau, seolah-olah menjadi
perwakilan daerah untuk menyerap ilmu sebanyak mungkin kemudian diterapkan
dalam pembangunan daerahnya suatu saat nanti. Dan ini memang menjadi salah satu
peran yang harapannya bisa dijalankan oleh para mahasiswa. Sebenarnya apa saja
peran mahasiswa yang bisa dilakukan dalam pembangunan daerah? kita
perlu terlebih dahulu melihat dan mengukur seberapa jauh potensi yang dimiiki
oleh mahasiswa yang ada dalam diri mereka masing – masing. Berdasarkandari latar
belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis ingin membahas
masalah ini dalam bentuk Makalah dengan
judul “ PERANAN MAHASISWA DALAM PEMBANGUNAN
DAERAH ”
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Mahasiswa
Mahasiswa, layak kita sebut
sebagai agen of change, sosial control, kaum intelektual, insan akademis,
atau
pun kita mengenal dengan slogan “ Maju mundurnya
suatu bangsa tergantung kepada pemudanya ”.
Mahasiswa adalah bagian pemuda yang berintelektual,
berkemampuan akademis yang baik, berakhlak dan memiliki potensi
serta motivasi untuk perubahan yang selalu ditunggu perannya dalam pembangunan.
Tentunya jawaban itu
ada dalam diri kita masing-masing. sejauh mana kita memaknai hakikat kita
sebagai mahasiswa dan posisi kita dalam pembangunan daerah. Sebagai putera
dan puteri daerah, sudah selayaknya wawasan kedaerahan menjadi salah satu hal yang
harus dimiliki oleh setiap kita. Wawasankedaerahan tidak harus
diartikan dengan berpartisipasi secara langsung untuk bekerja dan mengabdi di
pemerintah daerah asal, Kita sebagai Para putra-putri
daerah yang saat ini menimba ilmu di luar daerah bisa menunjukkan kepedulian
dalam pembangunan daerah dengan berbagai cara, seperti ikut membangun citra
yang baik, berprestasi di bidang keilmuan masing-masing dan membawa nama baik
daerah. Yang terpenting adalah adanya komitmen dalam membangun, di mana
pun kitaberada.
B.
Sifat Optimis Mahasiswa
Mahasiswa
sebagai makhluk
intelek, sudah selayaknya kita harus dapat menemukan formula yang tepat untuk
mengembangkan diri. Mulai dari komponen yang terkecil yaitu diri sendiri,
dengan cara belajar dengan baik dan tidak mencemari nama baik daerah, Satu
hal yang tentunya menjadi kewajiban mahasiswa untuk turut berperan
serta memberikan kontribusi berupa saran maupun kritikan yang sifatnya
membangun. Sebagai insan akademik, peran serta para mahasiswa sebagai kontrol
sosial sangat diperlukan demi majunya Suatu daerah.
1.
Mengasah Kemampuan Reflektif
Dalam mengembangkan
perannya, kaum mahasiswa perlu mengasah kemampuan reflektif dan
kebiasaan bertindak efektif. Perubahan hanya dapat dilakukan karena adanya
agenda refleksi dan aksi secara sekaligus. Daya refleksi kita bangun
berdasarkan bacaan baik dalam arti fisik melalui buku, bacaan virtual melalui
dukungan teknologi informasi maupun bacaan kehidupan melalui pergaulan dan
pengalaman di tengah masyarakat. Makin luas dan mendalam sumber-sumber bacaan
dan daya serap informasi yang kita terima, makin luas dan mendalam pula daya
refleksi yang berhasil kita asah. Karena itu, faktor pendidikan dan
pembelajaran menjadi sangat penting untuk ditekuni oleh setiap anak bangsa,
terutama anak-anak muda masa kini.
2.
Membangun Kebiasaan Bertindak
Di samping kemampuan
reflektif, kaum mahasiswa juga perlu melatih diri dengan kebiasaan
untuk bertindak, mempunyai agenda aksi, dan benar-benar bekerja dalam arti yang
nyata. Kemajuan bangsa kita tidak hanya tergantung kepada wacana, public
discourse, tetapi juga agenda aksi yang nyata. Jangan hanya bersikap NATO, Never
Action, Talking Only seperti kebiasaan banyak kaum intelektual dan
politikus amatir negara miskin. Kaum muda masa kini perlu membiasakan diri
untuk lebih banyak bekerja dan bertindak secara efektif daripada hanya
berwacana tanpa implementasi yang nyata.
C.
Peran Mahasiswa Dalam
Pembangunan Daerah
Pemuda memiliki tipe
pemikiran yang kritis dan kreatif. Mahasiswa sebagai bagian dari pemuda tak
lepas dari sifat ini. Sejarah mengatakan, bahwa perubahan-perubahan besar
berawal dari para pemuda. Kita dapat melihat bagaimana peristiwa kebangkitan
nasional, sumpah pemuda, proklamasi kemerdekaan Indonesia serta reformasi
berawal. Semua tidak luput dari peran para pemuda. Pun begitu dengan berbagai
peristiwa perubahan, revolusi dan pembaruan di beberapa belahan dunia.
Kaum muda memiliki frame
berfikir yang khas. Berawal dari idealismenya dia kritis terhadap persoalan-persoalan,
dan dengan kreativitasnya memberikan solusi-solusi dari persoalan yang ada. Tak
jarang solusi yang mereka hasilkan merupakan hal-hal yang tak terpikirkan
sebelumnya oleh generasi yang lebih tua. Banyak terobosan baru yang mereka
lahirkan, karena mereka punya paradigma berpikir yang berbeda. Karena berbeda
paradigma, maka biasanya antara generasi tua dan generasi muda terjadi konflik
pemikiran, antara paradigma lama dan paradigma baru. Beberapa kelebihan yang
bersifat alami di atas, yakni idealis, kritis dan kreatif membuat arus
perubahan dapat diciptakan, menuju yang lebih baik sebagaimana idealita yang
ada dalam benak mereka. Dipadu dengan sifat semangat, dan didukung oleh
kekuatan fisik yang masih prima, maka arus perubahan semakin besar. Mereka tak
akan kenal lelah dalam bekerja dan menggerakkan perubahan itu, sehingga dalam
waktu yang tak terlampau lama apa yang mereka inginkan akan segera dicapai.
Kemampuan mereka dilihat dari
aspek intelektualitas, kecerdasan dan penguasaan wawasan keilmuan. Ilmu dan
wawasan yang dimiliki selain akan memperluas cakrawala pandangan, juga
memberikan bekal teoritis maupun praktis dalam pemecahan masalah. Seorang
mahasiswa akan dapat dengan mudah menyelesaikan masalah yang ada yang pada masa
dahulu pernah ditemui manusia dan dirumuskan dalam berbagai teori pemecahannya.
Atau, jika hal yang ada belum pernah ditemui sebelumnya, maka mereka sudah
memiliki bekal yang metodologis dan sistematis tentang bagaimana cara menemukan
pemecahan problem-problem yang ada. Tiada lain dengan riset, baik riset di
bidang eksak maupun non eksak.
Potensi dari dua aspek
yang ada itulah yang akan membuat mahasiswa dapat melakukan perannya.
Syaratnya, kedua potensi itu benar-benar dikembangkan secara optimal oleh
mereka baik secara personal maupun komunal sehingga dapat menjadi senjata yang
siap digunakan untuk memberikan kemanfaatan terbesar bagi masyarakat. Potensi
dari aspek karakter dikembangkan dengan berbagai aktivitas yang mengasah
softskill, baik melalui kegiatan organisasi, pelatihan-pelatihan maupun
aktivitas keseharian mahasiswa di luar kegiatan akademik. Sedangkan potensi
intelektualitas dibangun melalui semua kegiatan yang mengasah hardskill, yakni
kegiatan belajar mengajar, pengkajian, penelitian dan juga pelatihan. Dengan
begitu mereka memiliki kualifikasi dan kompetensi menuju profil mahasiswa
ideal, yakni mahasiswa yang memiliki integritas moral, kredibilitas sosial dan
profesionalitas keilmuan.
Pada masa sekarang ini,
rasanya sudah tidak relevan lagi manakala peran mahasiswa hanya sekadar seperti
apa yang dilakukan pada masa-masa lalu. Sebagian besar yang telah dilakukan
mahasiswa untuk menjalankan peran sebagai agent of change dan social control
dilakukan melalui aksi-aksi turun ke jalan. Aksi untuk menuntut perubahan
kebijakan, penyebaran wacana dan opini ke publik, namun belum bisa memberikan
solusi konkrit. Sudah saatnya hal itu diubah, sudah tiba waktunya bagi
mahasiswa untuk memaksimalkan peran sebagai aktor intelektual yang dapat
memberikan jawaban-jawaban dan solusi yang konkrit,aplikatif dan bermutu.
Peran yang bisa
dimainkan mahasiswa di daerah tentu tak pada daerahnya masing-masing, namun
bisa berperan di daerah lain. Juga tidak melulu yang bersifat konseptual, namun
juga yang bersifat praktikal dengan terjun langsung di masyarakat. Yang jelas
semuanya didasari oleh kerangka berpikir ilmiah. Mahasiswa dapat memulai
aksinya berpijak dari masalah-masalah yang ada pada suatu daerah, maupun
potensi besar yang belum terkembangkan atau teroptimalkan yang dapat menjadi
senjata bagi daerah tersebut. Baik dalam bidang pendidikan, pangan, iptek, kesehatan, pertanian, sosial,
budaya, pemerintahan.
Dalam bidang pangan misalnya,
suatu daerah indramayu memiliki keunggulan sebagai penghasil mangga. Di setiap musim panen,
produksi mangga melimpah dan dapat mensuplai produk ke
beberapa daerah lain yang membutuhkan. Permasalahannya adalah seringkali jumlah
produksi mangga melebihi permintaan yang ada, sehingga ada
sisa yang setiap periode terbuang percuma, karena sifat produk pertanian yang
cepat rusak. Berdasarkan permasalahan itu, seorang mahasiswa yang baik akan
dapat mengubah permasalahan seperti itu menjadi potensi besar. Dia akan
melakukan riset untuk menciptakan produk olahan dari mangga, sehingga mangga yang tidak
termanfaatkan dalam bentuk mentah setelah menjadi produk olahan lain akan
memiliki nilai jual lebih tinggi, disamping dapat meningkatkan daya tahan
produk itu sendiri. Implikasi positif lain dari hal ini adalah membuka peluang
usaha baru yang nantinya dapat menyerap tenaga kerja, dengan begitu pengangguran
dapat dikurangi. Kripik mangga dan dodol
mangga merupakan contoh
produk sebagai wujud nyata dari usaha semacam ini.
Contohnya, pada suatu
daerah yang memiliki permasalahan pada banyaknya limbah sampah padat &
cair yang
tidak tertangani dan akhirnya menumpuk dibeberapa tempat. Selain dari segi
estetika tidak indah bagi pemandangan, menimbulkan bau tidak
sedap, dari aspek kesehatan dapat menjadi sumber penyakit, selain memberikan
potensi ancaman banjir apabila menyumbat beberapa saluran air. Mahasiswa atau
kelompok mahasiswa dapat memberikan solusi dengan program pemberdayaan
masyarakat pengolahan sampah organik. Dampaknya pada pengurangan jumlah
sampah yang ada secara signifikan, dihasilkannya produk olahan sampah organik
misalnya menjadi pupuk organik ataupun diolah menjadi bio
gas yang
memiliki kegunaan dan bernilai jual, serta meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang sampah.
BAB
III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Pada
bab ini akan di bahas kesimpulan mengenai pembahasan dari bab sebelumnya, bahwa
Mahasiswa layak kita disebut sebagai agen of change, sosial control, kaum
intelektual, insan akademis, ataupun Kita
mengenal dengan slogan “Maju mundurnya suatu bangsa tergantung pada pemudanya, sebagai
mahasiswa dapat bisa menunjukkan kepedulian dalam pembangunan daerah dengan
berbagai cara, seperti ikut membangun citra yang baik, berprestasi di bidang
keilmuan masing-masing dan membawa nama baik daerah. Yang terpenting adalah
adanya komitmen dalam membangun di mana pun kita berada.
Sifat optimis mahasiswa
juga mempengaruhi kesuksesan dalam pembangunan daerah, seperti sikap
untuk mengasah kemampuan reflektif, membangun kebiasaan
bertindak, melatih kemampuan kerja teknis, serta dari potensi
mereka juga bisa dilihat dari aspek intelektualitas, kecerdasan dan penguasaan
wawasan keilmuan. Ilmu dan wawasan yang dimiliki akan memperluas cakrawala
pandangan, juga memberikan bekal teoritis maupun praktis dalam pemecahan
masalah. Seorang mahasiswa akan dapat dengan mudah menyelesaikan masalah yang
ada yang pada masa dahulu pernah ditemui manusia dan dirumuskan dalam berbagai
teori pemecahannya
Beberapa
kelebihan mahasiswa yang bersifat alami seperti berfikir idealis, kritis &
kreatif untuk membuat arus perubahan menuju yang lebih baik sebagaimana
idealita yang ada didalam benak para mahasiswa. Serta dipadu dengan sifat
semangat, dan juga didukung oleh kekuatan fisik yang masih prima, maka arus
perubahan dan pembangunan daerah pun akan semakin besar. Mahasiswa yang memiliki
jiwa muda tak akan kenal lelah dalam bekerja dan menggerakkan perubahan itu,
sehingga dalam waktu yang tak terlampau lama pembangunan dan perubahan apa yang
mereka inginkan akan pasti segera tercapai
DAFTAR PUSTAKA
0 Response to "Peranan Mahasiswa Dalam Pembangunan Daerah"
Post a Comment